Tugas 10 Malaikat Beserta Dalilnya

Tugas 10 Malaikat Beserta Dalilnya

Malaikat Utusan Allah

Dalam Surat Fatir ayat 1 disebutkan bahwa malaikat merupakan utusan Allah SWT yang mengatur berbagai macam urusan.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍۢ مَّثْنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ ١

“Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap. Masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Dia menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Fatir: 1)

Seperti yang kita ketahui, malaikat memiliki sifat gaib, dan berapa jumlah malaikat secara rinci hanya Allah SWT dan Rasul-Nya yang tahu. Namun, hadis ini dapat memberikan penjelasan mengenai banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra:

Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R Ibnu Majah)

Hadis tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah SWT, dengan jumlah malaikat yang sekian banyak, sangat mudah bagi Allah untuk mengetahui tingkah laku manusia di dunia. Akan tetapi, umat Islam diperintahkan untuk mengimani dan mengetahui sepuluh nama malaikat dan tugasnya. Sepuluh nama malaikat tersebut sudah tertulis dalam Al-Qur’an.

Malaikat Termasuk ke dalam Makhluk Gaib

Iman kepada Malaikat Allah SWT berarti kita juga mempercayai dengan sepenuh hati bahwa kita percaya atas kebesaran Allah SWT, jika seseorang kemudian tidak percaya adanya Malaikat Allah SWT, maka orang tersebut tidak dikatakan sebagai orang yang mukmin atau beriman.

Malaikat yang diciptakan Allah SWT sudah ada sebelum manusia diciptakan. Penciptaan Malaikat juga berbeda dengan manusia, Allah SWT dalam menciptakan Malaikat berasal dari nur atau cahaya.

Dikutip dari buku Rahasia Alam Malaikat Jin serta Setan karya Umar Sulaiman, Malaikat termasuk ke dalam makhluk gaib. Artinya, mereka kemudian tidak terlihat, dan tidak bisa diraba, serta tidak bisa dirasa oleh panca indera manusia, jasad Malaikat halus serta dapat berubah-ubah. Para Malaikat juga bukan laki-laki atau perempuan. Allah SWT juga menciptakan Malaikat dalam wujud yang indah. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Yusuf ayat 31.

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Artinya: Maka saat wanita-wanita itu melihatnya, mereka akan merasa kagum kepada (keelokan rupa)nya serta mereka akan melukai (jari) tangannya dan berkata: ‘Maha sempurnalah Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tak lain adalah Malaikat yang mulia’. (QS. Yusuf: 31).

Mengundang Malaikat ke Rumah

“Bagi manusia ada Malaikat-Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah …” (QS. ar-Ra’d: 11) Setiap muslim pasti mendambakan rumah yang senantiasa dihadiri oleh para Malaikat Allah dan dijauhkan dari syaitan! Kehadiran Malaikat akan membuat rumah kita laksana surga. Kehadiran mereka di rumah akan melahirkan aura ketenteraman, kesejukan, dan kedamaian ruhani. Dapatkah kita mengundang kehadiran Malaikat? Bagaimana agar Malaikat bersedia hadir dan mengunjungi rumah kita? Bagaimana mewujudkan rumah yang penuh keberkahan? Amal-amal apa saja yang bisa menghadirkan Malaikat? Insya Allah, buku ini mampu memotivasi diri untuk lebih giat melakukan amal-amal kebajikan dan menjadikan rumah kita laksana surga… “Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan didatangi Malaikat, dijauhi syaitan dan akan membanjir pula kebaikan ke dalamnya, jika dibacakan al-Quran di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi Malaikat dan akan didatangi syaitan serta tidak akan banyak kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan al-Quran.” (HR. ad-Darimi)

Nama dan Tugas Malaikat

Nama dan tugas Malaikat dalam agama Islam sebagai berikut.

Pertama, adalah Malaikat Jibril yang memiliki tugas untuk menyampaikan wahyu kepada Rasul-Rasul Allah SWT. Pada zaman modern ini telah tak ada lagi Nabi atau Rasul. Sebab, Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir dan telah wafat ribuan tahun silam. Malaikat Jibril juga memiliki tugas selain menyampaikan wahyu kepada Rasul-Rasul Allah SWT, adapun tugas yang dimaksud adalah akan meniupkan roh ke dalam janin di dalam kandungan.

Malaikat Mikail memiliki tugas untuk memberikan rezeki kepada makhluk hidup di bumi. Malaikat Mikail bertugas memberikan rezeki kepada setiap makhluk hidup di muka bumi, tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada hewan, tumbuhan dan yang lainnya.

Semuanya kemudian akan mendapatkan rezekinya masing-masing melalui Malaikat Mikail. Tak hanya dalam memberikan rezeki, atas izin Allah SWT, Malaikat Mikail juga bertugas dalam mengatur panas, hujan serta tanaman yang ada di bumi.

Malaikat Israfil dengan tugas dalam menjaga dan meniup sangkakala di hari kiamat. Sangkakala sendiri sejenis terompet yang ukurannya cukup besar. Ketika Allah SWT sudah memerintahkan kepada Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala, maka saat itu juga akan datang hari kiamat.

Pada hari kiamat tiba, seluruh makhluk hidup yang bernyawa yang ada di dunia ini akan mati. Kemudian, setelah meniup sangkakala yang pertama, Allah SWT akan menghidupkan kembali Malaikat Israfil untuk meniup kembali sangkakala. Ketika sangkakala yang kedua sudah ditiup, maka semua makhluk hidup akan dibangkitkan kembali. Pada saat itulah yang dinamakan sebagai hari kebangkitan.

Selanjutnya nama Malaikat yang wajib diimani adalah Malaikat Izrail. Tugasnya adalah mencabut nyawa seluruh makhluk hidup yang ada di dunia. Tidak ada satu makhluk pun yang kemudian akan terlewat dari takdirnya untuk meninggal dunia jika sudah waktunya.

Ketika makhluk hidup akan meninggal dunia, maka Malaikat Izrail kemudian akan mendatangi makhluk tersebut serta mencabut nyawanya. Malaikat Izrail bisa dibilang juga menjadi Malaikat yang namanya cukup dikenal diantara nama Malaikat lainnya. Malaikat Izrail sebagai Malaikat yang sangat patuh kepada perintah Allah SWT, termasuk diantaranya mencabut nyawa makhluk Allah.

Malaikat Munkar memiliki tugas menanyai orang di dalam kubur serta berbuat berbagai keburukan. Setelah nyawa manusia dicabut oleh Malaikat Izrail dan ia meninggal dunia, maka di dalam kubur, ia akan bertemu dengan Malaikat Munkar yang akan mempertanyakan keimanan serta mendatangi manusia yang kerap berbuat keburukan dalam hidupnya.

Dalam Alquran sendiri dideskripsikan, Malaikat Munkar sebagai suatu sosok menyeramkan yang membawa palu godam sebagai senjatanya. Ia kemudian akan bertanya kepada manusia dan jika sang manusia tak dapat menjawab, Malaikat Munkar kemudian akan memukul kepala manusia itu dengan menggunakan senjatanya hingga hancur.

Tak berhenti di situ, manusia kemudian akan dibangkitkan kembali dan ditanya berbagai pertanyaan yang sama. Malaikat Munkar kemudian akan memukulkan senjatanya jika manusia tak bisa menjawab. Begitu seterusnya hingga Hari Kebangkitan tiba.

Malaikat Nakir bertugas menanyakan orang di dalam kubur dalam berbuat kebaikan. Kebalikan dari Malaikat Munkar, Malaikat Nakir yang akan datang ke alam kubur serta menanyakan manusia soal kebaikannya.

Dikisahkan dalam Alquran, Malaikat Nakir kemudian akan memiliki wajah yang ramah serta menyenangkan. Diceritakan pula, jika manusia kemudian didatangi oleh Malaikat Nakir, maka orang tersebut akan masuk ke surganya Allah.

Malaikat Raqib, bertugas mencatat berbagai amal baik manusia selama ia hidup di dunia. Dikisahkan dalam Alquran, catatan amal baik ini kemudian akan dibuat oleh Malaikat Raqib yang nantinya akan menjadi penyelamat serta pertimbangan seseorang untuk masuk surga.

Malaikat Atid bertugas mencatat amalan-amalan buruk yang pernah dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia. Kebalikan dari Malaikat Raqib, Malaikat Atid akan mencatat semua amalan buruk yang dilakukan manusia selama ia masih hidup di dunia. Keburukan serta kejahatan sekecil apa pun tak luput dari catatan Malaikat Atid.

Malaikat kesembilan yang wajib diimani adalah Malaikat Malik. Tugas Malaikat Malik adalah menjaga pintu neraka.

Hal ini sesuai dengan surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu serta keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia serta batu, penjaganya adalah Malaikat-Malaikat yang kasar, yang keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Neraka adalah tempat bagi mereka yang semasa hidupnya selalu berbuat buruk serta tidak beriman kepada Allah SWT.

Malaikat Ridwan, memiliki tugas menjaga pintu surga. Dalam Alquran, surga digambarkan sebagai tempat yang indah serta merupakan hadiah bagi mereka yang selalu beriman kepada Allah SWT semasa waktu hidupnya.

Malaikat Termasuk ke dalam Makhluk Gaib

Iman kepada Malaikat Allah SWT berarti kita juga mempercayai dengan sepenuh hati bahwa kita percaya atas kebesaran Allah SWT, jika seseorang kemudian tidak percaya adanya Malaikat Allah SWT, maka orang tersebut tidak dikatakan sebagai orang yang mukmin atau beriman.

Malaikat yang diciptakan Allah SWT sudah ada sebelum manusia diciptakan. Penciptaan Malaikat juga berbeda dengan manusia, Allah SWT dalam menciptakan Malaikat berasal dari nur atau cahaya.

Dikutip dari buku Rahasia Alam Malaikat Jin serta Setan karya Umar Sulaiman, Malaikat termasuk ke dalam makhluk gaib. Artinya, mereka kemudian tidak terlihat, dan tidak bisa diraba, serta tidak bisa dirasa oleh panca indera manusia, jasad Malaikat halus serta dapat berubah-ubah. Para Malaikat juga bukan laki-laki atau perempuan. Allah SWT juga menciptakan Malaikat dalam wujud yang indah. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Yusuf ayat 31.

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Artinya: Maka saat wanita-wanita itu melihatnya, mereka akan merasa kagum kepada (keelokan rupa)nya serta mereka akan melukai (jari) tangannya dan berkata: ‘Maha sempurnalah Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tak lain adalah Malaikat yang mulia’. (QS. Yusuf: 31).

Taat dan Takut kepada Allah

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, malaikat senantiasa memiliki rasa takut serta selalu taat kepada Allah SWT, seperti yang tercantum dalam Surat At Tahrim ayat 6

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ٦

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim : 6)

Kemudian, dalam surat An-Nahl ayat 49-50 juga menjelaskan tentang sifat malaikat yang taat, patuh, dan turut beribadah kepada Allah SWT.

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن دَآبَّةٍۢ وَٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ٤٩  يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩ ٥٠

“Hanya kepada Allah bersujud segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, yaitu semua makhluk yang bergerak (bernyawa). Para malaikat (juga bersujud) dan mereka tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl : 49-50)

Malaikat dalam Al-Qur’an: yang Halus & Tak Terlihat

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, setan, Malaikat dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan makhluk yang halus dan tak terlihat ini tidak terdeteksi oleh metodologi keilmuan mereka yang populer disebut sebagai metode ilmiah. Karena tidak terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan perbincangan tentangnya secara indrawi dan rasional bukan berarti wujud itu tidak ada.Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah, bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Jadi, persoalannya bukan pada ada atau tidaknya wujud makhluk tersebut, tetapi lebih pada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar.Buku ini membahas tentang keberadaan Malaikat dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan berbagai hal, mulai dari mengimani keberadaannya.

Buku-Buku Terkait Malaikat

Perbedaan Malaikat dengan Manusia dan Jin

Berikut adalah perbedaan malaikat dengan manusia dan jin, setan, atau iblis, berdasarkan wujud serta sifat-sifatnya:

Setelah kamu mengetahui perbedaan antara malaikat, manusia, dan jin, kamu juga bisa menyimak beberapa sifat malaikat di bawah ini, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ada apa saja ya?

Dalam surah ‘Abasa ayat 15 – 16 disebutkan bahwa malaikat adalah makhluk Allah SWT yang mulia dan berbudi.

بِأَيْدِى سَفَرَةٍۢ ١٥

كِرَامٍۭ بَرَرَةٍۢ ١٦

“di tangan para utusan (malaikat) yang mulia lagi berbudi.” (QS ‘Abasa: 15-16)

Selain itu, dalam surah Al Anbiya ayat 26, disebutkan juga bahwa malaikat merupakan hamba-hamba Allah yang dimuliakan.

وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَلَدًۭا ۗ سُبْحَـٰنَهُۥ ۚ بَلْ عِبَادٌۭ مُّكْرَمُونَ ٢٦

“Mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebaliknya, mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.” (QS Al-Anbiya : 26)

Salah satu keutamaan yang dimiliki oleh malaikat adalah dapat bergerak cepat, sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalam surat An Naziyat ayat 3-4.

وَٱلسَّـٰبِحَـٰتِ سَبْحًۭا ٣

فَٱلسَّـٰبِقَـٰتِ سَبْقًۭا ٤

“di tangan para utusan (malaikat) yang mulia lagi berbudi.” (QS An Naziyat: 3-4)

Sifat malaikat yang bergerak cepat (dengan terbang) juga tercantum dalam surat Al Mursalat ayat 1-2

وَٱلْمُرْسَلَـٰتِ عُرْفًۭا ١فَٱلْعَـٰصِفَـٰتِ عَصْفًۭا ٢

“Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencang.” (QS Al Mursalat: 1-2)

Malaikat dalam Al-Qur’an: yang Halus & Tak Terlihat

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, setan, Malaikat dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan makhluk yang halus dan tak terlihat ini tidak terdeteksi oleh metodologi keilmuan mereka yang populer disebut sebagai metode ilmiah. Karena tidak terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan perbincangan tentangnya secara indrawi dan rasional bukan berarti wujud itu tidak ada.Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah, bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Jadi, persoalannya bukan pada ada atau tidaknya wujud makhluk tersebut, tetapi lebih pada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar.Buku ini membahas tentang keberadaan Malaikat dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan berbagai hal, mulai dari mengimani keberadaannya.